"Allah itu kalau nurunin rejeki selalu melimpah, gak pernah pelit. Tapi, kalau kapasitas diri kita diibaratkan seperti wadah, wadah kita lah yang sempit dan daya tampungnya yang sedikit. Gimana supaya daya tampung wadah kita meningkat? Ya tingkatkanlah kapasitas diri kita."
Nah, dengan niat untuk meningkatkan kapasitas diri, aku mulai stalking instagram nya @bengkel_diri dan mulai banyak tanya sama temen yang udah lebih dulu belajar di bengkel diri.
Setelah diskusi sama suami, suami mengizinkan, tinggallah berdoa sama Allah supaya dimudahkan rejekinya untuk ikut kelas bengkel diri. Alhamdulillah, aku dikasih suami yang bukan hanya support mengenai skincare, tapi support juga mengenai pendidikan istrinya hehehe.
Dengan izin Allah, pendaftaran kelas bengkel diri level 1 berjalan lancar. Kenal banyak temen baru dari Indonesia & luar Indonesia, bahkan ketemu lagi sama temen se-UKM waktu kuliah dulu. Masyaa Allah, makin bahagia & excited ngikutin kuliahnya. Di level 1 ini ada 20 materi yang diagendakan dalam 2 bulan (20x pertemuan). Setiap materi ada tugasnya yang mesti kita post di akun instagram. Berhubung aku stay-at-home mom, jadi gak susah-susah banget ngatur waktunya (I don't say that's easy yaa, cuma gak susah-susah banget gitu wkwk).
Aku pribadi merasa ada banyak perubahan di diriku setelah ikut kelas ini. To be honest, sebelumnya aku gak merasa diriku bobrok-bobrok amat ibadahnya. Tapi parameter "ga bobrok-bobrok amat" versi aku itu adalah shalat 5 waktu dan baca Al-Quran. Setelah ikut bengkel diri ini, aku kaya disentil. Gak cukup disentil, aku kaya dicubit, dipukul, ditampar, disiram air seember sampai sadar. Astagfirullah, selama ini cetek banget pemikiran aku soal ibadah. Songong amat baru bisa shalat 5 waktu dan baca Al-Quran aja melabeli diri "gak bobrok-bobrok amat ibadahnya". Belagu banget diriku ngomong-ngomong soal jannah tapi dzikir pagi petang aja gak pernah, shalat rawatib dianggap remeh, shalat duha di skip, bangun malem cuma matiin alarm, boro-boro istigfar ratusan kali sehari. Jahil (bodoh) banget diriku memandang lebay muslimah-muslimah yang dengan sempurna menutup auratnya, berpikir mereka yang terlalu fanatik dan aku yang normal. Astagfirullah al'adzim...
Jadi keinget kata Ummu Balqis (Kepala Sekolah Bengkel Diri), kira-kira begini, "Seringkali awalnya diri kita harus dipaksa (dipaksa duduk lebih lama setelah shalat untuk berdzikir, dipaksa bangun malam untuk bangun berwudu & shalat, dipaksa bangun lebih pagi biar kebagian waktu qobliyah subuh). Gak lama kok dipaksanya. Insya allah setelah 2 minggu diri ini dipaksa paksa, nantinya jadi biasa".
Awalnya terasa berat, bahkan terasa ribet, terasa hectic karena kegiatan apapun sambil direcokin anak. Qodarullah, saat itu ada topik kuliah dari Ustadzah Khutbah yang lembut suaranya, mengingatkan bahwa hari akhir itu nyata adanya dan hisab itu sungguh bakal terlaksana.
Aku bisa bilang komunitas temen-temen di bengkel diri ini circle pertemanan yang sangat positif. Di saat futur, di saat lupa, selalu ada yang mengingatkan. Liat semangat temen-temen, jadi ketularan semangat juga. Liat temen-temen yang lebih bagus ibadahnya, jadi iri pengen lebih deket sama Allah juga. Karena, deep down, aku yakin setiap dari kita sadar bahwa kita sungguh butuh uluran pertolongan Allah.
Sampai saat ini, bengkel diri punya level 1 dan level 2. Kabarnya level 3 juga coming soon nih. Aaah can't wait ~~
Jadi, untuk siapa sekolah bengkel diri ini ? Untuk muslimah. Muslimah yang ingin berdaya, yang ingin bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi ummat. Gak jadi persoalan muslimah single atau emak-emak macem aku, karena kurikulum bengkel diri ini mencakup semuanya. Dan sungguh, lebih banyak ilmu itu ngga bikin sakit kepala, ngga bikin demam, ngga bikin merugi sedikitpun.
It's the end of my honest review, kesan-kesan setelah ikut bengkel diri level 1 dan level 2. Meski hanya perlu waktu sebentar baca tulisan ini, honestly tulisan ini dibuat berjam-jam lamanya wkwk. Jadi, aku sangat berterimakasih atas segala bentuk apresiasi temen-temen untuk tulisan ini, tulisan pertama di blog kedua ku, setelah vakum menulis 4 tahun lalu. Semoga dari banyak ketidaksempurnaan nya, ada manfaat yang bisa diambil ^^.
MasyaAllah... samaaa mbaa aku juga gak sabar nunggu level 3... smg bs bertemu d level 3 yaa...
ReplyDeletesamaaaaa
ReplyDeleteSee you in the next level ya mbak...
ReplyDeleteSemoga terus semangat mengkaji dan menuntut ilmunya ya. Sampai ajal menjemput. Keep Hamasah!
ReplyDeleteAku menanti level 3 juga mba,. Salam Kenal ya..
ReplyDeleteAssalamualaikum..salam kenal teteh🤗🤗 semangat menunggu level 3.....😁
ReplyDeleteMasyaAllaah nice sharing mbaaakk. salam kenal yaaa :)
ReplyDelete