Setelah mengambil keputusan untuk tak mudik di lebaran tahun ini, tinggallah keputusan untuk merayakan hari kemenangan di rumah. Awalnya mungkin akan banyak kekakuan, kecanggungan, karena tak berpengalaman sebelumnya. Maklum, ini kali pertama kami akan berlebaran di rumah, tanpa keluarga besar di kampung halaman.
Lebaran juga biasanya jadi momentum berwisata bersama keluarga bukan ? Atau sekedar jalan-jalan ke tempat yang sedang trending di media sosial. Sayangnya, kami tak juga memutuskan untuk pergi ke tempat wisata atau pusat keramaian lainnya saat pandemi masih berlangsung seperti saat ini.
Tentu ini tak seperti yang diharapkan semua orang, termasuk balita kami yang tampaknya sudah mulai kewalahan mengatasi kejenuhan di rumah. Pelan-pelan, kami menjelaskan tentang virus yang sedang diperangi saat ini, akibat jika terpapar virus tersebut, dan bagaimana kami bisa menjaga diri agak tak tertular. Dijelaskan dengan bahasa yang balita pahami, ia pun mulai bisa menerima kondisi sekarang saat tak bisa keluar rumah.
Akan menjadi tugasku dan suami juga, untuk membuat beragam aktivitas lagi yang bisa melibatkan balita kami di dalamnya, dan yang menyenangkan tentunya. Untukku pribadi, berlebaran di rumah ini insyaa Allah akan menjadi momen untuk segera mengganti hutang puasa karena haid di bulan Ramadan, dan puasa Syawal, yang biasanya seringkali terlewat karena terlena dengan hingar bingar dunia dalam perayaan hari kemenangannya.
Mungkin ini lebaran yang paling sederhana. Tapi dengan kesederhanaannya, semoga kita jadi punya cukup waktu untuk berkaca, memperbaiki cela di sana sini yang biasa kita abaikan di tahun-tahun sebelumnya. Mungkin ini lebaran yang paling sederhana, tapi hari kemenangan tetaplah hari kemenangan ^^
Post a Comment
Post a Comment