FOLLOW ME
Seeput

Menarik Benang Syukur Di Ramadan Yang Tak Biasa

Sejujurnya, ada banyak kesedihan yang dibawa pandemi ini. Buatku dan suami, yang paling sulit adalah saat gak bisa mengunjungi orangtua karena kondisinya yang rentan, dan profit usaha-usaha kami yang menukik tajam. Gak bisa dipungkiri, ada rasa khawatir, bingung, cemas. We have no clue apa yang akan terjadi ke depannya. Ada banyak rencana-rencana yang digaungkan dalam doa. Tapi dengan kondisi sekarang ini, semua rencana ditunda. Lemes banget.
Manusia berencana, Allah pun punya rencana. Tapi rencana Allah, selalu yang terbaik. Itulah yang selalu berusaha kami hujamkan, agar tetap berprasangka baik pada Yang Maha Berkehendak.

Aku kembali meneruskan kebiasaan lama, membuat daftar 'Syukurku Hari ini..' dan 'Sabarku Hari ini..'. Dan kembali aku dibuat takjub, karena meski masalah yang aku hadapi rasanya sangat menyita waktu, menguras energi, membebani jiwa & raga, ternyata aku punya jaaaauuuuuh lebih banyak hal yang bisa disyukuri.

Mengawali hari, aku bersyukur Allah mengembalikan ruh ke dalam tubuhku. Aku bersyukur masih ada suami dan balitaku yang membersamai, masih ada orangtua di bawah atap yang lain. Aku bersyukur kami dalam keadaan sehat, dan Allah izinkan iman Islam menguatkan langkah kami setiap hari. Aku bersyukur berkesempatan bertemu Ramadan yang lain, dan Allah mampukan untuk menebar lebih banyak kebaikan dari hari-hari kemarin. Aku bersyukur Allah memberikan waktu sejenak untuk kami istirahat dari hingar bingar dunia, dan melembutkan hati kami untuk berjalan lebih dekat kepadaNya. Aku bersyukur ada lebih banyak waktu untuk shalat & tilawah bersama suami, dan Allah beri waktu untuk menambah tabungan amal kami. Aku bersyukur Allah masih mengingatkan kami akan banyak hal saat kami masih di dunia. Mungkin Allah tak sampai hati, jika kami harus menghadapNya tanpa amal yang berarti.


"Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan dalam kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam kesulitan"
- Ali bin Abu Thalib -


Daripada berfokus pada kesulitan, mari berfokus pada kesempatan-kesempatan yang hadir supaya kita bisa lebih bersyukur. Kesempatan hidup, kesempatan sehat, kesempatan berkumpul dengan keluarga di rumah, kesempatan lebih banyak beribadah, kesempatan mengasah keterampilan-keterampilan baru, kesempatan memudahkan hidup orang lain melalui uluran tangan kita, kesempatan menghidupkan rumah dengan shalat, tilawah dan dzikir.

Lewat peristiwa ini juga kembali kita diingatkan, sungguh sangat mudah bagi Allah membolak balikkan hidup manusia dan dunia. Inilah kesempatan terbaik untuk berkaca, bahwa pada akhirnya, yang akan berarti hanyalah amal shalih. Bukan rumah dengan dekorasi indah, bukan pula mobil mewah. Saat kita menggeser kacamata untuk lebih fokus pada kesempatan daripada kesulitan, insyaa Allah kita selalu mampu menarik benang syukur dari setiap kesabaran-kesabaran di Ramadan yang tak biasa ini ^^
Puput Maulani Mariam
Seorang Sarjana Sains Terapan dari Teknik Telekomunikasi yang mendedikasikan waktunya sebagai istri Reza dan ibu Khalil, dengan entrepreneur sebagai pekerjaan paruh waktunya :)

Related Posts

Post a Comment