Membahas My Big Why menulis di blog sejak pertemuan pertama kelas Blogspedia Coaching for Newbie membawa aku dalam perenungan yang dalam lagi.
Kenapa aku mulai menulis? Dari banyak bentuk ekspresi pengaktualisasian diri, kenapa aku memilih menulis? Dan dari banyak media yang bisa menampung tulisan, kenapa pada akhirnya aku berlabuh pada blog?
Paragraf-paragraf di bawah ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Merangkai tulisan ini membuat aku menyadari bahwa My Big Why untukku telah beberapa kali berubah seiring berubahnya caraku memandang kehidupan.
Alasan Menulis Sampai Jatuh Hati Pada Blog
Setelah aku menggali ingatanku lagi, ternyata aku mulai menulis sejak belasan tahun yang lalu. Salah satu alasan yang menjadi My Big Why kala itu adalah untuk mencurahkan isi hati terkait konflik pertemanan ala siswa sekolah dasar :))) Ya, sesederhana itu.
My Big Why Masa Remaja
Menginjak usia remaja, media sosial Facebook mulai terkemuka dan aku banyak menulis di Facebook Note. My Big Why kala itu adalah untuk membuktikan keberadaanku. Saat itu usiaku 15 atau 16 tahun, sebuah fase di mana aku merasa perlu membuktikan eksistensiku dan aku akan bahagia dengan komentar-komentar orang yang menyanjung tulisanku. Penuh gairah duniawi ya hehehe.
My Big Why ala Mahasiswa
Memasuki bangku kuliah, aku mulai mengenal Tumblr. Inilah platform blog pertama yang aku jelajahi. Tumblr memberiku banyak kebebasan untuk mengeksplorasi 'ruanganku' sendiri. Mulai dari templatenya, genre tulisannya, dan lain-lain. It feels like: my page, my rule.
Di usia itu, aku banyak menulis tentang naik turunnya kehidupan mahasiswa. Sulitnya bertahan di jurusan yang didominasi laki-laki, atau tentang laki-laki yang menyita perhatianku. My Big Why saat itu adalah untuk mengekspresikan fluktuasi emosiku yang sulit diungkapkan dengan lisan.
My Big Why ketika Menjadi Ibu
Saat takdir Allah kemudian menjadikan aku seorang ibu, aku mulai menulis untuk mengobati hati, karena masa adaptasi yang harus aku jalani tak semudah yang aku kira. Di tahun itu, ada berita bahwa Tumblr tak lagi diizinkan di Indonesia, jadi aku menulis di buku catatan yang sengaja aku beli untuk mengikat kisah-kisah perjuanganku sebagai ibu baru.
Jalan Allah kemudian mempertemukan aku dengan salah satu kelas online pengembangan diri, di mana salah satu materi lanjutannya bertema Menulis Berbuah Surga dan 1x kelas blogging. Maka di penghujung tahun 2019, aku kembali membuat 'ruanganku' sendiri, kali ini dengan platform Blogger/Blogspot.
Meski awalnya blog itu dibuat hanya untuk melepas kewajiban sebagai salah satu syarat kelulusan kelas tersebut, perlahan aku menyadari bahwa 'diary jiwa' yang selama ini aku tulis bisa jadi jalan kebaikan jika dipublikasi dengan baik.
Aku mulai menyadari bahwa catatan hati yang selama ini aku simpan sendiri bisa jadi motivasi, jadi pengingat untuk mereka yang sedang diterpa badai agar tak sangsi pada janji Allah, jadi penghibur untuk mereka yang sedang mengalami apa yang aku alami dulu, agar mereka tak merasa sendiri.
Tentu, tulisan di blogku tak melulu cerita sendu. Beberapa tulisan dimaksudkan untuk memberi informasi bagi mereka yang sedang kebingungan dari produk-produk yang aku amati. Beberapa tulisan lain dimaksudkan untuk memberi referensi ide kegiatan atau ide masakan.
Jauh di lubuk hati, aku menyadari bahwa kebahagiaanku bukan hanya tentang materi, tapi juga dari kebermaanfaatan yang bisa aku bagi, dari tulisan yang bisa dinikmati.
Dari banyak wadah yang bisa menampung tulisan, aku jatuh hati pada platform blog karena kapasitasnya yang lebih besar, bahkan bisa memuat ribuan kata untuk 1 judul tulisan.
Tidak seperti media sosial lain yang lebih menyorot tampilan visual, blog memberiku kebebasan untuk bisa lebih menyorot rangkaian kata sebelum menyorot foto/gambar pelengkapnya. Blog juga memberiku keleluasaan dalam mendekorasi halamanku, seperti mendekorasi ruangan pribadi dengan warna dan pernak-pernik yang it’s so me.
Meskipun saat ini media sosial seperti Facebook dan Instagram memiliki fitur Memories yang memungkinkan aku untuk kembali ke postingan yang sudah lalu, tapi dalam pandanganku, navigasi blog archive lebih mudah digunakan.
Dengan kembali ke tulisan-tulisan yang sudah lalu, aku akan bisa melihat perkembangan kosakata, gaya bahasa, dan keterampilan menulisku. Platform blog juga menyediakan kolom pencarian, label, dan fitur lain yang memudahkan aku mencari tulisan dengan kata kunci tertentu.
So, those are my big why!
Tantangannya kemudian adalah: bagaimana agar tujuan-tujuan yang mendasari My Big Why itu bisa terwujud, tak hanya berakhir dalam sebuah wacana.
Tips Mengatur Waktu
Aku meyakini bahwa setiap manusia punya setidaknya satu modal kehidupan yang sama yaitu jatah waktu 24 jam sehari. Menjadi pejabat tak membuat seseorang jadi memiliki 26 jam sehari.
Uniknya, dengan modal yang sama, dengan 24 jam sehari, ada orang yang bisa mengurus rumah, memasak untuk keluarga, mengatur toko online, aktif komunitas, jadi moderator kuliah online, membuat content di media sosial, sekaligus membuat tulisan 1000 kata untuk blog atau buku antologinya. Tapi ada orang yang bermodalkan 24 jam juga, hari-harinya selesai dengan menuntaskan tugas rumah saja.
I don’t say that’s wrong, hanya saja.. masih ada yang bisa dioptimalkan agar dengan modal yang sama, outputnya bisa luar biasa berbeda.
Dari apa yang pernah aku pelajari dan aku praktikkan, ada 3 prinsip pengaturan waktu yang bisa aku sampaikan.
Lakukanlah hanya hal yang bermanfaat
YOLO. Yes, you only lived once. Upayakan yang terbaik untuk menjadi versi terbaik dari setiap peran yang diambil. Menjadi versi terbaik bukanlah tentang menjadi sempurna, tapi tentang sebuah pertanggungjawaban atas waktu, masa muda, dan ilmu yang dianugerahkan. Bukan tentang menjadi lebih hebat dari orang lain, tapi tentang upaya untuk memastikan hari ini tak lebih buruk dari kemarin.
Buat skala prioritas
Tentukan mana yang harus didahulukan, mana yang bisa didelegasikan, dan mana yang harus dieliminasi.
Jadikan lifestyle
Paksakan selama sebulan untuk jadi ‘rajin’ sampai akhirnya akan jadi kebiasaan.
Khusus untuk menulis, jangan menulis ketika sempat. Tapi sempatkanlah untuk menulis. Buatlah jadwal khusus untuk menulis. Dari 1440 menit dalam sehari, sempatkanlah 30 menit menulis tanpa berhenti.
- Siapkan alat tulis
- Atur timer
- Mulailah menulis tanpa berhenti
- Berhenti menulis pada waktu yang telah diatur
- Self editing
Ingatlah untuk tidak menilai tulisan yang belum selesai. Menulislah dengan sebanyak-banyaknya salah. It's okay, yang penting tuntas dulu. Setelah tuntas, baru kemudian lakukan self editing. Jangan jadi penulis dan editor dalam satu waktu.
- Simpan tulisan
Karena manusia hanya bisa berencana, maka jadilah sebaik-baiknya perencana. Gagal membuat rencana sama artinya dengan merencanakan kegalalan.
Menurutku, mengatur waktu adalah sesuatu yang dilatih sepanjang hayat. Sebab itu, yuk mulai berbenah! Agar alasan-alasan baik yang mendasari My Big Why untuk menulis di blog tak akan melukai kepentingan lain yang lebih prioritas.
"kaya" sekali tulisannya.. Gaya menulisnya juga keren. Waah, di Bengkel Diri ada komunitas bloggernya juga yaa?
ReplyDeletemasya Allah 💛 jazakillah khayr, mbak. Iya di Bengkel Diri ada komunitas bloggernya juga 😁
DeleteMasyaa Allah mba puput salam kenal yaa .. Tulisannya keren
ReplyDeletesalam kenal, mbak. masya allah, jazakillah khayr 💛
DeleteMasyaa Allah mba puput salam kenal yaa .. Tulisannya keren
ReplyDeleteMengingatkan kembali pada kelas Bengkel diri... Kangen akutuh
ReplyDeleteyakaaaan aku juga kangen pengen belajar di bengkel diri lagi :')
DeleteTerima kasih atas tips2 ny mba.. menginspirasi sekali.
ReplyDeletesamasama mbak, semoga bermanfaat 🤗
DeleteBener banget mba. Masih jadi pr juga nih untuk konsisten menulis.
ReplyDeletembak rinaaaa, aku selalu notice kalau dirimu posting posting di ig dan blog. nampaknya dirimu malah lebih konsisten dari aku mbak 😅😘
DeleteSetuju sekali Mba.. Membaca tulisan seperti ini selalu jadi cambuk untuk perbaikan diri terutama dalam hal manajemen waktu yang kadang masih kalang kabut. Jazakillah khoir Mba..
ReplyDeletewa iyyaki mbak, tulisan ini juga jadi self reminder penulisnya kok hihihi
DeleteBaca tulisan mba, jadi bertanya 24 jam aku ngapain aja..memang wajib perbaikan manajemen waktu nih
ReplyDeletesemangat mbak, aku pun masih terus latihan setiap hari 🤗
DeleteMasya Allah mba, perjalanan menulisnya mirip aku. Cuma aku kenal blogger dulu baru tumblr dan masih kadang-kadang berkunjung juga ke tumblr.
ReplyDeletewaaaah diriku udah lupa email & password untuk login tumblr nya. tapiiii aku masih inget alamat url nya jadi tetep bisa ngecek wkwkwk. geli sendiri aku baca tulisan di tumblr ku 😂🤣
DeleteNulis memang harus dipaksa ya mba. Ga bisa sekedar nunggu ada ide arau ada mood
ReplyDeletebetul betul betul. dan harus selalu belanja ide juga dari banyak mengamati, banyak baca, banyak mendengerkan 😊
DeleteMasya Allah. Saya kenal ini dengan coachnya. Setuju banget, untuk konsisten ngeblog, bisa dibikin jadwal. Dan berupaya tidak dilewatkan. Disiplin. Semangat menebar kebaikan ya
ReplyDeletemasya allah, ntar ku tanya coach nya aaah 😁 makasih mbak, aku masih latihan tiap hari supaya manut sama jadwal yang dibuat sendiri hihi
DeleteKeren banget tipsnya. Aku jadi semangat, menyempatkan waktu untuk menulis. Terima kasih inspirasinya, Mbak.
ReplyDeletemasya allah, jazakillah khayr. semoga bermanfaat yaa. semoga semangatnya juga menular ke pembaca lain 😘🤗
DeleteAku iri banget sama orang yang bisa produktif tiap harinya :(( btw tulisannya bagus banget mbak
ReplyDeleteaku pun masih latihan tiap hari mbak, yuk berproses sama-sama 🤗
DeleteKeren banget nih tulisanya, berbobot ..sukak
ReplyDeletejazakillah khayr mbak, makasih udah berkenan mampir ke tulisanku 😘
DeleteTulisannya enak banget dibaca Mba, setuju banget dengan membiasakan diri selama sebulan agar menjadi lifestyle
ReplyDeletehayooo lebih enak baca tulisanku atau makan mie ayam ? wkwkwk. betul mbak, kadang manusia perlu sedikit dipaksa dulu untuk jadi terbiasa, dan akhirnya jadi bisa 🤗
Deletewah komentarnya udah banyak banget nih. btw ini harus jadi reminder aku banget : Jangan jadi penulis dan editor dalam satu waktu.
ReplyDeleteaku pun masih suka gatel mbaaak, pengen ngedit pas lagi nulis hahaha. insya allah sama-sama berproses yaaa 🤗
DeleteSetuju. Menulis harus jadi kebiasaan dan mengkhususkan waktu buat melakukannya.
ReplyDeletewaaah dikomen sama mbak penulis nih 😍 iya mbak apalagi kalau udah jatuh cinta sama menulis, rasanya ada yang kurang saat seharian gak nulis hehehe
DeleteTips nya keren banget mbak, memaksakan diri, menyediakan waktu khusus untuk nulis
ReplyDeletedipaksa dul biar jadi terbiasa, dan akhirnya jadi bisa karena biasa 💛
DeleteRenyah sekali nih tulisannya. Padat berisi dan tidak membosankan. Satu kalimat yang langsung plek di pikiranku
ReplyDelete"Gagal membuat rencana sama artinya dengan merencanakan kegalalan."
Terima kasih telah menginspirasi! Salam kenal, Kak!
salam kenal! makasih yaaa udah bertahan membaca tulisannya sampai kalimat terakhir 😁
Delete*mengatur waktu adalah sesuatu yang dilatih sepanjang hayat. Sebab itu, yuk mulai berbenah!". Jadi reminder diri juga. Terimakasih
ReplyDelete"Upayakan yang terbaik untuk menjadi versi terbaik dari setiap peran yang diambil"
ReplyDeleteLove this 😍😍
Apakah kita satu kelas bengke diri? Hihihi aku suka banget tulisanny dan big why nya "aku banget" ❤
ReplyDelete