Ini kisah tentang perjalanan ngeblog dari notebook. Menurutku, setiap orang punya kisah sendiri yang menjadi awal mula perjalanan ngeblognya.
Setelah beberapa minggu lalu aku menyelesaikan misi untuk menemukan My Big Why menulis di blog, benakku juga tergelitik rasa penasaran dengan kisah awal mula ngeblog dari kawan blogger lain :) Biidznillah, Allah mempertemukan aku dengan Dea Vita Manda, penulis dibalik blog My Quarter Miles Journal.
Mbak Dea, begitu panggilan sapaanku padanya, adalah seorang Engineer Teknik Sipil yang memilih berkarir dari rumah di tengah keluarga. Saat ini berdomisili di Malang, menggunakan 24 jam hari-harinya untuk mengisi lumbung cinta kedua buah hatinya, menjadi Educational Product Consultant Tigaraksa, dan penulis di blognya.
Jatuh Hati Menulis di Notebook
Aku menemukan banyak kesamaan antara Mbak Dea dan aku dalam banyak hal (semoga Mbak Dea pun merasakan hal yang sama hihi), termasuk untuk alasan yang membuat kami jatuh hati pada kegiatan menulis.
Mbak Dea mulai menulis sejak usia yang masih sangat belia, yaitu sejak duduk di bangku sekolah dasar. Mbak Dea juga memulai perjalanan menulisnya dari notebook, sebuah buku catatan yang selalu menarik perhatiannya. Bahkan setiap kali pergi ke toko buku, Mbak Dea akan selalu menghampiri pojok notebook sebelum menjelajah sudut ruangan yang lainnya.
Bagi Mbak Dea saat itu, notebook adalah satu-satunya teman yang bisa diandalkan untuk mengalirkan rasa dan mencurahkan isi pikiran. Jadi, notebook ini banyak menjadi saksi perjalanan tahun demi tahun dalam hidup Mbak Dea.
Selain curahan hati, lembaran notebook juga ditulisi cerpen dan puisi, buah pemikiran Mbak Dea yang belum berani dikirimkan ke media. Tak terasa, notebook itu bertumpuk jadi koleksi :D
If love ever come in a can, I hope that can never expires. If it has to have a shelf life, I hope it's 10.000 years.
- Chungking Express -
Cintanya Mbak Dea pada aksara, juga tak mengenal kadaluarsa. Bertahun-tahun berlalu sejak lulus dari sekolah dasar, melewati berbagai fase kehidupan, kegemaran menulisnya masih terjaga.
Hingga pada usia saat Mbak Dea sudah mengenal internet, Mbak Dea mulai mempublikasikan tulisannya di media sosial.
Langkah Pertama Perjalanan Ngeblog dari Notebook
Siapa yang masih ingat kapan pertama kali Facebook mulai booming di Indonesia? Ternyata Mbak Dea adalah salah satu penduduk Indonesia yang banyak memanfaatkan fitur Facebook untuk jadi media menulisnya. Saat itu ada fitur yang disebut Facebook Notes, di mana penggunanya bisa menulis dalam jumlah kata yang cukup banyak, lebih banyak dari sekadar update status saja.
Bagi penulis, tentu ini jadi kabar baik untuk menuangkan gagasannya dalam media sosial yang bisa dibaca banyak orang. Cerita facebook notes ini juga relate banget dengan ceritaku, karena aku juga termasuk warga Indonesia yang memaksimalkan penggunaan facebook notes. Ah, jadi makin merasa terhubung deh sama Mbak Dea :D
Sampai di tahun 2015, Mbak Dea mulai membuat laman blognya.
Inilah pertama kalinya aku menemukan perbedaanku dengan Mbak Dea dalam dunia kepenulisan, hehehe. Tak seperti aku yang sempat berpetualang ke berbagai platform blog, Mbak Dea sudah langsung setia dengan platform yang sama selama bertahun-tahun.
Tak seperti aku yang berkali-kali ganti template dan judul blog, Mbak Dea sudah menentukan identitasnya sedari awal mula. Tak seperti aku yang ngeblog hanya sekadar ngeblog, Mbak Dea sudah punya impian yang jelas tentang bagaimana blognya akan dikembangkan.
Dan sejak awal menenggelamkan diri dalam dunia blogging, mimpinya tak pernah goyah, untuk jadi seorang profesional dalam mengelola traveling blognya.
Blog Impian ala Dea Vita Manda
I live my life a quarter mile at a time. For those 10 seconds or less, I am free.
- Dominic Toretto -
Kalimat itu memiliki makna yang mendalam bagi Mbak Dea. Menjalani hidup seperempat mil demi seperempat mil. Maka My Quarter Miles Journal akan mencatat setiap seperempat mil yang Mbak Dea lalui dalam perjalanan panjang kehidupannya.
Mbak Dea juga berharap blognya bisa menjadi guidance bagi para traveler yang akan mengunjungi tempat-tempat yang sudah dikunjungi Mbak Dea. Oleh karena itu, saat mencari My Quarter Miles Journal di mesin pencari, kita akan bisa melihat deskripsinya 'A blog about mine and your bucket list adventure travel around Indonesia and World'.
Can you feel the energy? Energi dari mimpi besar Mbak Dea untuk membawa para pembaca mendaki gunung dan mengarungi lautan lewat tulisan-tulisannya :)
Mba Dea soulmate banget ama suaminya.. Hobinya bisa perfect match gitu
ReplyDeleteSama mba, dulu pun aku Krn niat coba² dl. Ketemu yg baru coba lagi. Gitu² aja terus..
ReplyDeleteBtw mba, aku slalu suka sama pilihan diksi nya. Keren ih. Ngalir gitu bacanya artikelnya..
Bagus gaya bertuturnya. Suka eh sama blog ini
ReplyDeleteMasya Allah, jadi lebih tau cerita tentang Mba Dea. Tapi aku juga tipikal yang suka ganti-ganti sesuai mood si mba.
ReplyDeletesama nih mba aku pun suka gonta ganti impian, masih nyobain warna ini itu dan pernak pernik lainnya buat blog dan sosmed
ReplyDeleteAaaaak, nice banget mbak. Hiks blog ini mengingatkanku pada bloggku yang masih amburadul. So inspiring me.
ReplyDeleteGa ngerti lagi, tulisannya enak banget dibaca, kaya mba puput lagi ngomong langsung di depanmu luh
ReplyDeleteMaknyes banget baca tulisannya mbak put, serasa dari hati banget nulisnya. yang dari hati pasti sampai ke hati. barakallah mbaak
ReplyDeletesuka gaya bahasa dan template oke :) sesuatu yang berasal dari hati selalu menyentuh hati
ReplyDeletemb dea 4 tahun ya mati surinya, aku brp tahun ya sampe jd fosil blognya hehe
ReplyDeletesemoga cita-cita membangun treveling blognya dapat terlaksana dengan baik
ReplyDeleteHmmmm bisa nih blog Kak Dea masuk list blog yang akan aku sering aku kunjungi. Suka hal-hal yang berbau traveling.
ReplyDeleteBravo juga buat kak Puput yang mendeskripsikan sosok di balik blog tersebut! Ciamik!
Keren mbak dea dan suami klop gitu 😁 mbak puput good job bgt menulis tentang partnernya, aku suka
ReplyDeleteGaya bahasa dan pebuturan tentang mba dea sungguh apik. Like this
ReplyDeletepenuturan
Deletesuami suka fotography, istri suka nulis, dua-duanya suka traveling. cocok banget
ReplyDelete