FOLLOW ME
Seeput

Meraih Mahkota Mulia Untuk Wanita Berkarir Surga

Buku Wanita Berkarir Surga
Sumber: Instagram @bukusip

"Menurutmu wanita hebat itu adalah wanita yang berkarir di perusahaan ternama? Atau wanita berkarir surga?" Begitu kira-kira penggalan kalimat di sampul belakang buku ini.

Pernah ada suatu masa, di mana pundakku menanggung  beratnya kecewa dari orang-orang yang tak setuju dengan keputusanku. Pernah ada suatu masa, di mana orang dengan terang-terangan menyindir pilihanku.

Itulah saat aku memilih kembali ke rumah, meninggalkan gedung perkantoran yang berdiri kokoh di selatan ibukota. Itulah saat aku memilih kembali ke dapur, melepas high heels yang tingginya berbanding lurus dengan kepercayaan diri.

Mereka bilang, pemikiranku sangat kuno. Mereka bilang, akalku  telah gagal mengikuti perkembangan zaman.

Kuasa Allah, aku bertemu buku ini di waktu yang tepat. Inilah Wanita Berkarir Surga (WBS) yang sangat ingin aku rekomendasikan pada seluruh wanita di manapun berada, agar kita bisa memahami fitrah diri sebagai makhluk yang mulia dan berharga :)

Yuk jelajahi buku ini sampai halaman terakhirnya!

Membedah Buku Wanita Berkarir Surga

Cover Buku

Menurutku sampul buku ini cukup sederhana dengan warna dasar putih untuk sampul depan, dilengkapi ilustrasi gambar di bagian bawah, judul buku di bagian tengah dan nama penulis di bagian atas. Meski begitu, sejak sampul pun aku sudah bisa melihat kekhasan ilustrasi gambar di buku ini.

Tak seperti buku kebanyakan, sampul belakang buku ini tak memuat paragraf-paragraf sinopsis melainkan menampilkan komik singkat yang relate dengan isi bukunya. Sampul belakangnya juga tak memakai warna putih seperti sampul depan melainkan memakai warna ungu.

Meneliti sampulnya saja sudah membuatku semakin penasaran dengan isi buku yang bergenre non fiksi islam ini. Ternyata, tak seperti sampul depannya yang cenderung sederhana, isi buku ini penuh dengan ilustrasi gambar yang ciamik dan warna-warna yang menarik.

Ilustrasi-ilustrasi itu berhasil menghibur mata saat mulai lelah melihat rangkaian kata, memvisualisasikan sorotan kalimat dalam paragraf, dan membuatku selalu ingin membuka halaman berikutnya dan berikutnya lagi.

Buku ini juga disusun dengan layout yang berbeda seperti buku-buku pada umumnya. Bukan paragraf yang tanpa jeda, tiap halaman buku ini justru punya banyak ruang kosong sehingga tulisan dan ilustrasinya tak berdesak-desakan.

Lalu, siapa saja orang-orang hebat yang berada di belakang pembuatan buku ini? Check this out :)

Identitas Buku

Judul Buku: Wanita Berkarir Surga
Editor: Felix Y. Siauw
Penulis Konten: Nindie Hanjasari, Annisa Mujadillah, Sinta Sari, Evhie Risma
ISBN: 978-602-71986-8-5
Konsultan Desain: Emeralda Noor Achni
Desainer: Sarah Hanifah, Ana Marieza, Indah Sulistianty
Penerbit: Alfatih Press
Tahun Terbit: 2018 (Cetakan ke III)
Halaman: 181

Aku yakin banyak orang yang sudah tak asing dengan nama Felix Y. Siauw atau lebih dikenal dengan Ustadz Felix Siauw. Nah, buku ini adalah buah karya beliau bersama tim dakwah Hijab Alila, salah satu brand yang menjadi pioner hijab syar'i milik Ummu Alila, istri Ustadz Felix Siauw.

Tak sabar ingin menyelami isi bukunya? Yuk lanjut! Aku pun tak sabar menenggelamkan kamu dalam setiap bahasan babnya :D

Isi Buku

Dengan 181 halaman, buku ini berisi 5 bab yang menceritakan sejarah wanita di kehidupan ratusan tahun lalu, pemahaman yang diciptakan akal manusia dengan alasan demi kehidupan wanita yang lebih baik, hingga bagaimana Islam hadir sebagai solusi untuk menjaga dan memuliakan wanita.

1. Sejarah Kaum Wanita

Sejarah Kaum Wanita

Bab ini sungguh membuat bergidik, mengupas sejarah menyakitkan kehidupan wanita berabad-abad yang lalu. Seolah memperjualbelikan wanita belum cukup buruk, di negara tertentu malah mengharuskan wanita membunuh dirinya sendiri ketika suaminya mati sebagai bukti pengabdian terhadap suaminya.

Kita juga tak bisa mengabaikan sejarah kehidupan wanita di tanah Arab yang sudah banyak dikisahkan sejak sekolah TPA, anak perempuan dikubur hidup-hidup karena dinilai memalukan untuk memiliki anak perempuan. Peradaban jahiliyah menempatkan wanita pada posisi terendah, penuh penghinaan dan perbudakan.

Wanita dianggap aib, hina, tak berharga, bodoh, lemah, penuh dosa, pembawa kutukan. Wanita seringkali dilecehkan, jadi komoditi jual beli dan pemuas kaum pria. 

Membacanya saja menyakitkan bukan? Kondisi inilah yang kemudian memantik munculnya feminisme yang mengusung gagasan-gagasan untuk menuntut kesetaraan.

2. Munculnya Paham Feminisme

Munculnya Paham Feminisme

To be honest, sebelum membaca buku ini, aku tak banyak tahu tentang feminisme. Aku tahu feminisme adalah gerakan yang menuntut kesetaraan pria dan wanita. Tapi aku tak pernah tahu feminisme sebegitu berlawanannya dengan islam.

Bab ini menjelaskan bagaimana awal lahirnya feminisme sebagai bentuk kesadaran kaum wanita terhadap penindasan yang selama ini menimpa kaumnya. Tuntutannya sederhana, kalau pria boleh maka wanita juga boleh.

Kemudian bab ini memperlihatkan bagaimana feminisme bukanlah sebuah solusi, tapi musibah yang sama buruknya. Karena lama-kelamaan wanita yang sudah menikah dianggap tidak bisa produktif menghasilkan materi.

Sebagai bentuk perlawanannya, wanita berkiprah seluas-luasnya di sektor publik. Akhirnya, menghasilkan uang menjadi sesuatu yang dinikmati kaum wanita. Di sisi lain, wanita juga harus bertanggungjawab sebagai ibu dan istri.

Hal ini membuat wanita mulai tidak menyukai peran istri & ibu karena dianggap seperti ikatan kontrak yang tak menghasilkan materi. Kemudian terciptalah feminisme radikal yang mengusung kehidupan melajang, lesbian dan free sex.

Jadi, feminis menganggap peran ibu rumah tangga adalah penghambat wanita bisa berkembang. Menurut feminis, wanita tak perlu menikah & memiliki anak sehingga ia bisa berkembang dengan bebas seperti kaum pria.

Bab ini juga memperlihatkan bagaimana paham feminisme yang terus menggelora menganggap aturan islam telah mendiskriminasi wanita, sehingga muncullah aksi esktrim dari kelompok femen (kelompok feminis radikal). Seorang femen asal Tunisia menyebarluaskan fotonya yang bertelanjang dada dengan tulisan F*uck your morals di tubuhnya.

Salah satu pemuka islam di Tunisia kemudian menyerukan ancaman rajam terhadap femen tersebut. Seruan ini tentu saja mengundang protes daripada aktivis femen yang mewujudkan protesnya dengan membakar bendera Ar-Royah bertuliskan Laa ilaaha illallah, Muhammadan rasulullah pada tahun 2013.

3. Imbas dari Feminisme

Imbas Dari Feminisme

Setelah membaca bab ini, aku banyak berpikir ulang. Mungkin banyak orang di sekitarku, atau malah diriku sendiri, tanpa disadari, telah terpengaruh pandangan feminis.

Kecantikan, kekayaan, ketenaran adalah definisi sukses dalam benak wanita kini. Segala hal yang diperlihatkan pada publik juga seolah mengisyaratkan bahwa kesuksesan wanita adalah segala hal tentang materi.

Orang akan menghormati yang lebih berharta daripada ibu rumah tangga yang dianggap profesi rendahan, nasib orang yang tak berpendidikan. Tak heranlah banyak orang berkata "Sayang banget udah mahal-mahal kuliah akhirnya jadi sarjana rumah tangga".

4. Mengenal Pria dan Wanita

Mengenal Pria dan Wanita

Mungkin belum banyak orang yang memahami perbedaan pria dan wanita dilihat dari struktur tubuh, sistem kerja otak, cara bicara, sensitivitas, hormon dan fitrahnya. Kondisi ini diperparah dengan datanganya paham feminisme yang membawa ide gagal paham mereka mengenai kesetaraan.

Jika pria hanya bisa fokus pada 1 hal dalam satu waktu, wanita justru bisa melakukan banyak hal sekaligus (multitask) dalam satu waktu. Jika pria hanya punya 7000 kata dalam sehari, wanita punya 3x lipat lebih banyak.

Jika wanita menganggap saling berpelukan atau bergandengan tangan dengan sesama teman wanitanya adalah bentuk perhatian, pria justru menganggap sentuhan adalah ancaman. Dalam tubuh pria, ada 45% otot dan hanya 16% lemak. Sedangkan dalam tubuh wanita, ada 35% otot dan 27% lemak.

Seperti itulah bab ini membuat kita semakin memahami bahwa wanita dan pria dengan masing-masing fitrahnya punya peran kehidupan yang berbeda. Memperlakukan mereka dengan setara justru merupakan bentuk ketidakadilan.

5. Islam Sebagai Solusi

Islam Sebagai Solusi

Bab terakhir ini menjelaskan bahwa islam memandang sama wanita dan pria sebagai makhluk Allah. Meski begitu, islam memberi piala yang berbeda untuk pria dan wanita. Jika dalam paham feminisme yang menjadi tolak ukur kebahagiaan adalah segala sesuatu tentang materi, dalam islam tolak ukur kebahagiaan adalah surga.

Untuk mencapai surga, wanita dan pria tak perlu berkompetisi di jalur yang sama, tapi mereka berkolaborasi untuk meraih ridho Allah sesuai fitrahnya masing-masing.

Jika seorang wanita selalu menjaga shalatnya 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya sebagaimana syariat mengaturnya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepada wanita itu "Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang kalian inginkan".

HR Ahmad

Masya Allah, inilah cara islam memuliakan wanita. Bukan memaksa wanita bersaing dengan pria di jalur yang sama, tapi memberi ruang yang sesuai dengan fitrahnya. Islam yang dituduh telah mendiskriminasi wanita oleh feminis, sesungguhnya telah menjaga wanita sejak awal kehidupan sampai akhir hayatnya.

Ketika menjadi seorang anak, Islam mewajibkan orangtua untuk memberi pengasuhan pada anak perempuannya. Ketika tumbuh menjadi wanita dewasa, Islam mewajibkan orangtua menikahkannya dan beralihlah tanggung jawab terhadap diri wanita tersebut dari ayah ke suaminya.

Ketika menjadi seorang ibu, Islam memuliakan ibu 3x lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan ayah. Ketika keluar rumah, wanita harus menutup auratnya dengan sempurna dan akan lebih aman lagi jika keluar bersama mahramnya.

Tapi itu bukan bentuk penindasan islam terhadap wanita. Justru itu cara islam menjaga dan memuliakan wanita. Permaisuri mana yang keluar tanpa pengawal? :)

Dunia itu perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.

HR Muslim

Diary of Ummu Alila

Last but not least, selesai bab 5, ada bonus Diary of Ummu Alila yang menurutku menekankan bahwa buku ini tidak ditulis untuk memperdebatkan keadaan wanita zaman sekarang yang banyak berkarir di luar rumah.

Sebagaimana Ummu Alila yang berkarir di luar rumah mengelola Hijab Alila, wanita juga boleh berkarir di luar rumah asalkan dengan restu suami dan tidak mengganggu kewajiban sebagai istri juga sebagai ibu, karena disitulah letak ridho Allah.

Semua wanita pasti ingin sukses, tapi sebagai muslimah, sukses dunia bukanlah tujuan kita, melainkan sukses menurut pandangan Allah. Kesuksesan menurut Ummu Alila adalah ketika berhasil dalam dakwah dan dalam mendidik anak-anak, masya Allah..

Jejak Rasa dari Membaca Buku WBS

Meski sudah banyak bulan yang berlalu sejak pertama kali aku baca buku ini, tapi aku masih ingat perasaan-perasaan yang hadir kala itu. Allah mengujiku dengan komentar orang-orang soal sarjana rumah tangga.

Buat apa capek-capek kuliah? Ngapain 4 tahun kemarin belajar ini itu kalau ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga juga? Apa gunanya punya IPK sekian kalau ngga bisa dipake kerja?

Sekeras apapun upayaku untuk mengacuhkannya, tapi akhirnya hatiku sakit juga. Membaca buku ini seperti menemukan pelipur lara. Mencerna setiap kalimatnya membuatku mengangguk-angguk sendiri, menyetujui bahwa tak berkarir di gedung kantoran bukanlah tindakan yang menciderai fitrahku.

Memaknai setiap lembaran buku ini membantuku mengumpulkan kepingan-kepingan kepercayaan diri, dan membantu menggeser sudut pandangku tentang peran kehidupan seorang wanita.

Sampai akhirnya aku bisa mengenali potensiku, kembali berkarya tanpa menyelisihi fitrah seorang wanita. Yuk sama-sama berproses menjadi wanita berkarir surga ^^
Puput Maulani Mariam
Seorang Sarjana Sains Terapan dari Teknik Telekomunikasi yang mendedikasikan waktunya sebagai istri Reza dan ibu Khalil, dengan entrepreneur sebagai pekerjaan paruh waktunya :)

Related Posts

11 comments

  1. Hwah keren, lengkap banget reviewnya.
    rekomended banget bukunya untuk ibu-ibu dan juga bapak-bapak untuk dihadiahkan kepada para istrinya :)

    ReplyDelete
  2. wah sama-sama bikin review dari karyanya ust. felix juga nih kita. Bagus ey struktur tulisannya.

    ReplyDelete
  3. selalu detail mbak puput nih, satu kata kereen. emang buku itu teman yang nggak bisa berkhianat ya . hihi

    ReplyDelete
  4. recomen banget bukunya untuk para istri, thanks infonya, segera hunting utk dibaca

    ReplyDelete
  5. Apik banget mba reviewnya, gawat nih kalau sampai keracunan beli hihii

    ReplyDelete
  6. Aku kayaknya perlu baca buku ini deh. Hehe

    ReplyDelete
  7. I feel you put. Pengalaman kita samaaa. Jadi pengen baca bukunya. Pinjem boleh? hehe

    ReplyDelete
  8. Aku baca ini kok sad ya.
    Mau buku nyaa ka😁
    Ternyata feminisme bisa sefatal itu.
    Btw sama ga si sama emansipasi??

    ReplyDelete
  9. Tulisannya masyaallah ciamik abis. Meski tema yang diangkat adalah yang biasa bunda sampaikan saat kajian peradaban wanita, tapi baca artikel ini jleb jleb juga lho bahasanya.
    Siap cari bukunya ah...
    You nail it beb!

    ReplyDelete

Post a Comment