Seperti potongan kalimat dalam judulnya, The Danish Way of Parenting, sudah jelas ya tulisan ini akan membahas pola pengasuhannya siapa. Inilah pengasuhan ala Danish (sebutan untuk orang Denmark).
Setelah tulisan kemarin yang sedikit mellow mengenang peristiwa-peristiwa di sepanjang tahun lalu (ceileeeh, padahal baru 1 hari berlalu), di awal tahun yang baru ini, aku ingin berbagi hal-hal yang bahagia.
Apa hubungannya dengan orang Denmark? For your information, Denmark selalu terpilih sebagai negara paling bahagia menurut World Happiness Report PBB sejak tahun 1973. Artinya sudah lebih dari 40 tahun, orang Denmark secara konsisten selalu menjadi orang paling bahagia di dunia!
There's must be something yang membuat negara kecil di bagian utara Eropa ini bisa secara konsisten menempati urutan teratas dalam daftar rekor PBB. Pencapaian yang luar biasa bukan? Kenapa Denmark? Apa sih rahasia orang Denmark sangat bahagia?
Sekilas tentang The Danish Way of Parenting
Jadi, buku ini mengemukakan jawaban dari rasa penasaran warga dunia tentang hal yang membuat orang Denmark selalu bahagia. Please note, aku bukan hendak mengulas tentang bukunya, tapi insight yang aku dapat dari membaca buku ini, khususnya insight tentang pola pengasuhan (parenting).
Konon, ada banyak artikel dan kajian yang sudah tak terhitung jumlahnya, berusaha memecahkan misteri rekor Denmark ini. Padahal Denmark punya sistem pajak yang tinggi dan musim dingin yang gelap.
Bahkan negara Amerika Serikat, negara dengan slogan The Pursuit of Happiness dalam proklamasi kemerdekaannya, tidak ada dalam urutan 10 teratas rekor World Happiness Report dari PBB.
Ialah Jessica Joelle Alexander, seorang wanita Amerika yang menikahi pria Denmark, dan Iben Dissing Sandahl, seorang prikoterapis Denmark. Keduanya mulai menulis buku The Danish Way of Parenting dari sebuah pertanyaan: apa yang menjadikan orang di Denmark sebagai orang paling bahagia di bumi?
Perjalanan mencari jawaban dari pertanyaan tersebut membawa keduanya bertemu dengan para ahli di berbagai bidang keilmuan. Dan setelah melakukan penelitian bertahun-tahun, Jessica dan Iben merasa sudah menemukan jawabannya. Sebuah rahasia sederhana yang membuat orang Denmark sangat bahagia yaitu gaya pengasuhan mereka.
Ada semacam pola yang sudah mendarah daging dalam kehidupan dan kebudayaan orang-orang Denmark. Anak-anak yang bahagia tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia, yang juga akan membesarkan anak-anak yang bahagia, dan begitu seterusnya.
Metode PARENT
Jika diibaratkan dengan sebuah ponsel atau komputer, ada yang disebut default setting. Pengaturan bawaan yang sudah di program dari pabrik untuk perangkat kita.
Begitu pula dengan manusia, ada default setting, yang dalam hal ini berarti pembawaan alami. Jika didefinisikan, pembawaan alami adalah suatu reaksi atau tindakan yang dilakukan saat pikiran terlalu lelah untuk memilih reaksi lain yang lebih baik.
Layaknya setelan pabrik di sebuah ponsel, pembawaan alami seseorang juga sudah diprogram ke dalam dirinya yang biasanya diturunkan dari orang tuanya. Seperti saat seorang ibu yang marah karena anaknya tak menuruti perintahnya, pembawaan alaminya adalah untuk marah saat dihadapkan dalam situasi seperti itu.
Padahal, pembawaan alami seperti itu berpotensi mendatangkan situasi yang tidak menyenangkan bagi ibu juga bagi anaknya.
Sometimes we forget that parenting, like love, is a verb.
Yes, seringkali aku pun lupa bahwa mengasuh anak itu seperti cinta, sama-sama kata kerja. Perlu usaha dan kerja keras untuk memberikan hasil yang baik.
Aku merangkum beberapa metode yang dilakukan oleh para orang tua di Denmark dan sudah terbukti berhasil selama lebih dari 40 tahun. Supaya mudah diingat, metode tersebut disingkat manjadi metode PARENT.
1. P untuk Play
Kegiatan bermain seringkali dianggap sebagai pelarian atau jeda dari kegiatan belajar yang sesungguhnya. Namun, bagi anak-anak, bermain adalah kegiatan belajar yang sesungguhnya. (Tuan Rogers)
Bermain mengajarkan anak-anak ketangguhan dan bermain bebas mengajarkan anak-anak untuk meredakan mecemasan. Semakin banyak bermain, anak-anak akan semakin tangguh dan mahir dalam bergaul. Orangtua di Denmark juga tidak terlalu mencampuri kegiatan anaknya, kecuali saat benar-benar diperlukan.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan kegiatan bermain anak, yaitu dengan mematikan TV, menggunakan seni, membiarkan anak menjelajah di luar rumah, membiarkan anak bermain dengan teman yang berbeda usia, dan menghindari campur tangan terlalu cepat.
2. A untuk Authencity
Tidak ada warisan yang lebih berharga daripada kejujuran. (William Shakespeare)
Siapa yang menyangka bahwa cara orangtua dalam memuji anak-anak akan berpengaruh pada ketangguhannya. Orang tua di Denmark mencoba tidak membanjiri anak-anaknya dengan pujian.
Menjadi rendah hati adalah sebuah nilai yang sangat penting bagi orang-orang Denmark. Oleh karena itu, para orangtua lebih berfokus pada pekerjaan yang dilakukan anaknya daripada terlalu banyak memuji.
3. R untuk Reframing
Orang Denmark tidak mengatakan pada anak-anaknya apa yang seharusnya dilakukan atau dipikirkan. Orang Denmark lebih fokus pada bahasa yang mengarahkan anak-anak memahami alasan emosi atau tindakan mereka.
Misal saat ada anak yang merasa sedih atau marah, orangtua akan membantu anak tersebut untuk mengetahui kenapa mereka merasa seperti itu daripada mengatakan apa yang seharusnya mereka rasakan atau tidak rasakan.
4. E untuk Empathy
Hal terbaik dan tercantik di dunia tidak bisa dilihat ataupun disentuh, tetapi harus dirasakan dengan hati. (Helen Keller)
Orang Denmark punya kepercayaan bahwa peduli dengan kebahagiaan orang lain selalu penting untuk menciptakan kebahagiaan mereka sendiri. Empati menurunkan bullying, membuat kualitas hubungan yang lebih baik, yang menjadi salah satu faktor terhadap kesejahteraan. Dan salah satu pilar orang Denmark untuk mengajarkan empati adalah dengan tidak menghakimi.
5. N untuk No Ultimatumes
Salah satu cara mempopulerkan demokrasi di sekolah Denmark adalah dengan mengizinkan siswanya membuat aturan sekolah bersama dengan guru-guru. Di Denmark, orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan cara menghindari masalah daripada cara menghukum. Karena bukan anaknya yang buruk, melainkan tindakannya yang buruk.
6. T untuk Togetherness & Hygge
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor dari kesejahteraan dan kebahagiaan adalah quality time bersama teman atau keluarga. Saat kita tahu bahwa kita punya orang yang bisa diajak bicara atau dimintai tolong ketika kita kesulitan, kita bisa lebih siap untuk menghadapi tantangan.
Itulah insight yang aku dapat tentang pengasuhan anak dari buku The Danish Way of Parenting. Masya Allah ya, semoga bisa diaplikasikan untuk menumbuhkan generasi yang tangguh dan bahagia ^^.
Perlu dicoba nanti kalau punya anak mba, terkadang anak kecil tuh suka banget expore tapi sering dilarang alhasil ketika dewasa jadi malas melakukan banyak hal
ReplyDeletesiapn dulu ilmunya heh
ReplyDeleteAku tertarik banget dengan Metode "Parent" nya dari the Danish way of parenting ini, kayaknya aku perlu Baca Buku nya deh.. Makasih ulasannya Mba put
ReplyDeleteAamiin... Insyaallah, semoga bisa 💪💪💪
ReplyDeleteMetode PARENT ini emg terkenal skali ya mba. Sayangnya belum byk dilakukan di Indo
ReplyDeleteAku kalau baca buku tentang kehidupan suatu masyarakat jadi pengen pergi dan tinggal disana mba. Merasakan langsung bagaimana kehidupannya.
ReplyDeletemasyaaAllah...makasih sharingnya mba
ReplyDelete