Adakah yang masa pandeminya banyak dihabiskan dengan virtual traveling? Akuuuu!! Hahaha.. Selain virtual traveling, membaca buku Syar'i Traveler juga jadi salah satu pilihan untuk 'traveling dari rumah'.
Dari judulnya, semua pembaca akan tahu bahwa buku ini bukan hanya sebuah catatan perjalanan. Lebih dari itu, buku ini merekam petualangan seru yang dibalut ketaatan, menapaki jejak sejarah kegemilangan Islam di masa lalu.
Get ready to be a syar'i traveler! Let's goooo :D
Membedah Buku Syar'i Traveler
Ini buku ketiga Alfatih Press yang aku ulas. Sebelumnya aku pernah mengulas buku Wanita Berkarir Surga dan Pernah Tenggelam yang juga diterbitkan oleh Alfatih Press.
Dari ketiga buku ini, Alfatih Press selalu punya gaya visual yang ciamik di setiap bukunya. Seperti bagian daftar isi di buku Syar'i Traveler ini, sengaja dibuat menyerupai peta sesuai dengan tema bukunya.
Di halaman-halaman berikutnya, buku ini juga konsisten menghibur mata pembaca dengan dokumentasi perjalanan yang menakjubkan. Ciri khas Alfatih Press lagi, setiap halaman bukunya selalu penuh dengan dengan ilustrasi, lalu diselingi kalimat-kalimat singkat yang tak melelahkan bagi mata.
That's why membaca buku ini betah banget sampai halaman terakhirnya :)
Identitas Buku
Judul Buku: Syar'i Traveler (The Heritage of Ottoman)
Penulis: Felix Y Siauw dan Tim Da'wah @Hijabalila
Visual: Sarah Hanifah dan Ana Marieza
ISBN: 978-602-52054-1-5
Penerbit: Alfatih Press
Tahun Terbit: 2019
Halaman: 198 halaman
Salah satu yang menarik perhatianku dari pertama kali membuka buku ini adalah sebuah kalimat pembuka di tengah-tengah halaman putih. Katanya, buku ini dipersembahkan untuk semua muslimah penggemar traveling, agar kita sadar bahwa segala aktivitas kita adalah ibadah.
Maka segala yang kita lakukan harus tunduk pada syariat Allah, dan perkara traveling pun harus bernilai ibadah. Masyaa Allaah.
Isi Buku
Seperti yang aku tulis di atas, buku ini bukan sekadar catatan perjalanan. Buku ini juga merekam sebuah petualangan yang berbalut ketaatan. Oleh karena itu, buku ini diawali dengan menjelaskan hukum traveling dalam Islam.
Catatan perjalanan di setiap tempat pun penuh dengan penjelasan sejarah kegemilangan Islam, dan kisah-kisah menakjubkan dari masa lalu yang selalu bisa diambil pelajarannya.
1. Traveling dalam Islam
Di bab pertama, buku ini menghadirkan ayat yang berkaitan dengan traveling, yaitu QS Al-Ghafir ayat 82. Melalui ayat ini, ternyata Allah telah memerintahkan manusia untuk melakukan perjalanan di muka bumi loh! Dan dari ayat ini, jelas juga bahwa perjalanan yang kita lakukan bukan sebatas berjalan menelusuri bumi, tapi harus bisa mengambil pelajaran dalam setiap perjalanan yang dilakukan.
Alasan itulah yang membuat Turki dipilih menjadi destinasi traveling, karena di tempat ini ada sejarah istimewa di sepanjang peradaban Islam. Tepatnya, karena Republik Turki ini pernah menjadi tempat berkuasanya Kekhilafahan Usmani (Ottoman Empire), pemerintahan Islam terbesar yang disegani di seluruh dunia.
2. Istanbul
Seperti judul babnya, bagian kedua ini menjelaskan banyak hal tentang kota Istanbul. Mulai dari alat transportasi yang umum digunakan, keadaan jalanan di kota, termasuk juga peringatan akan banyaknya copet yang mengintai para wisatawan. Hiiii, ternyata bukan hanya di Indonesia ya yang mesti waspada.
Salah satu sorotan bab kedua ini adalah Sultan Ahmet Camii, masjid kokoh yang memesona meski usianya sudah ratusan tahun. Di salah satu halaman buku ini juga terdapat foto eksklusif saat Sultan Ahmet Camii tersorot matahari senja yang membuat bangunan itu terlihat berwarna kuning keemasan. Super awesome! Masyaa Allaah.
Ada juga Benteng Kostantinopel, dinding pertahanan yang terbuat dari batu, tanah, dan lemnya menggunakan telur unta. Panjangnya 5.5km, tingginya 12 meter, tebal tembok dalamnya 5 meter. Dan 20 meter dari tembok dalam, berdiri tembok luar dengan ketebalan 2 meter dan tinggi 8.5 meter.
Dan yang tak mungkin terlupakan, sorotan lain dari Istanbul adalah Aya Sofya, simbol penaklukan Kostantinopel oleh pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih.
3. Bursa
Dari bab ini, aku baru tahu kalau wilayah Turki itu meliputi Eropa dan Asia, hehehe.. Ada yang samaan? :D
Setelah menghabiskan beberapa hari di Kota Istanbul di wilayah Eropa, perjalanan dilanjutkan ke kota Bursa di wilayah Asia. Inilah ibukota pertama Kesultanan Utsmani sebelum Kostantinopel ditaklukkan.
Sorotan di kota ini adalah Yesil Cami yang populer dengan sebutan Green Mosque, masjid tertua yang dibangun oleh Kesultanan Utsmani dan Ulu Cami, Masjid Agung Bursa yang berada di kawasan kota tua Bursa.
4. Edirne
Kembali ke wilayah Eropa, Edirne merupakan kota kecil yang cantik, kota kelahiran Muhammad Al-Fatih sang pembebas Kostantinopel. Edirne juga merupakan kota pangkalan militer Turki. Dari kota inilah, Muhammad Al-Fatih beserta pasukan mujahid berangkat menuju Kostantinopel untuk menaklukannya.
Jejak Traveling
Membaca buku ini sungguh terasa seperti di bawa ke Turki, mengagumi setiap arsitektur bangunan di sana, merasakan dinginnya suhu di Istanbul, mengagumi jejak-jejak sejarah dari masa khilafah.
Aku sangat menikmati membaca buku ini karena rasanya seperti membaca diary. Catatan harian di sepanjang perjalanan yang dibahasakan dengan santai. Setiap bangunan punya cerita dan sejarah panjang, di setiap perhentian juga diingatkan untuk tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban seorang muslim meski sedang singgah ke negeri orang.
Ada rasa bangga saat membaca sejarah peradaban Islam melalui buku ini. Ada juga rasa kecewa karena saat khilafah runtuh, sejarah tiba-tiba berubah dan Islam tampak seolah-olah tak pernah punya bagian di dalamnya.
Membaca buku ini juga membangun mimpi untuk benar-benar mengunjungi Turki suatu hari nanti :)
Setelah Syar'i Traveler, aku jadi ketagihan 'traveling dari rumah'. Kalau kamu punya rekomendasi buku traveling semacam ini, please bisikin akuuu lewat kolom komentar di bawah ya! Hehehe.. See you on my next-bookish-post ^^
Post a Comment
Post a Comment