Menurutmu, apa arti menjadi ibu? Semakin banyak hari yang kulalui menyandang peran sebagai seorang ibu, semakin berkembang definisiku tentang arti kata itu. Setengah dekade lalu, aku menjalani kehidupan yang menjemukan sebagai seorang ibu. Malam yang lebih ramai, siang yang lebih panjang, pinggang yang selalu panas dengan koyo.
Bahagianya menjadi ibu tentu tak perlu disangsikan. Tapi saat itu, aku pikir semua rasa lelah dan sumpek yang mendera adalah sebuah kewajaran bagi seorang ibu. Saat itu, aku pikir menomorsatukan anakku dengan selalu mengabaikan diri sendiri adalah sebuah keharusan untuk seorang ibu. Saat itu, aku pikir merelakan semua hak sebagai seorang individu adalah sebuah kewajiban bagi seorang ibu.
Ternyata pola pikir itu menjadi boomerang untukku. Bukannya makin fokus pada anak, dadaku justru sesak dengan semua konflik adaptasi sebagai ibu baru. Ragaku justru semakin lelah mendapati begitu banyak mimpi yang aku lepaskan setelah mengambil peran sebagai seorang ibu.
Yang sering terlupa, bahwa sebelum menjadi seorang ibu, kita adalah seorang individu. Yang berbinar saat melakukan hal yang disuka, yang bersemangat menuliskan mimpi dan cita-cita, yang berbahagia menapaki tangga menuju impian.
Lalu, bagaimana seorang ibu bisa kembali menorehkan mimpi-mimpinya? Bagaimana supaya Ibu Makin Jago menaklukkan lika-liku dalam menggapai mimpinya?
Tangga Menuju Impian
Bahkan setelah memahami bahwa seorang ibu pun berhak punya mimpi, masih saja ada bagian dari pikiran ini yang bernada sumbang. Udah bertahun-tahun di rumah doang ngurus anak, sekarang tiba-tiba mau ngomongin mimpi? Mau mulai dari mana?
Yes, kegalauan besarnya adalah harus mulai dari mana untuk kembali menuliskan mimpi-mimpi yang telah lama terkubur itu? Harus mulai melangkah dari mana untuk menggapai impian itu?
Jadiiiii, di sesi stretching otot-otot jari ini aku coba menuliskan hal-hal yang telah aku lakukan saat menapaki tangga menuju impian :)
1. Self-Acceptance
Semua hal di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Ada utara, ada selatan. Ada siang, ada malam. Ada kesulitan, ada kemudahan. Ada kekurangan, tentu ada kelebihan juga.
Upaya terbaik yang bisa kita lakukan adalah menerima. Menerima keadaan diri kita saat ini, termasuk menerima peran ibu yang sedang kita jalani. Menerima bahwa tidak ada manusia sempurna yang selalu lebih dalam segala hal. Menerima bahwa kita pun tidak sempurna, dan ketidaksempurnaan diri ini sudah diluar wilayah upaya kita.
2. Tentukan Tujuan
Disadari atau tidak, setiap step yang kita lalui dalam perjalanan menuju tujuan itu akan menyuntikkan positive vibes ke dalam diri kita. Wah, ternyata aku bisa ya melalui ini. Ternyata aku bisa ya bertahan sampai sejauh ini. Pencapaian-pencapaian itu akan membuat kita lebih menghargai diri sendiri.
Berbeda dengan seseorang yang melangkah tanpa tujuan, sulit mendeskripsikan pencapaiannya. Tak ada positive vibes yang merasuk ke dalam dirinya, dan tak ada proses mengapresiasi diri karena arah berjalannya pun tak tahu kemana.
3. Merancang Rencana
Jika hidup diibaratkan sebuah perjalanan, maka perjalanan terbaik adalah yang punya cukup perbekalan. Begitu pula dengan perjalanan menuju impian kita, bekalilah dengan rencana-rencana yang matang.
Gagal merencakan sama dengan merencanakan kegagalan.
Buatlah plan A to Z untuk mencapai tujuan kita. Rencanakan jadwal harian, online course yang bisa kita ikuti, referensi-referensi yang bisa kita pelajari, termasuk juga anggaran untuk mewujudkan impian itu. Nah, jadi sekali mendayung bisa dua pulau terlampaui ya, haha.. Sambil berupaya menggapai mimpi, Ibu Makin Jago juga mengatur keseimbangan neraca keuangan keluarga :D
Well, bukankah manusia hanya bisa berencana? Maka jadilah perencana terbaik, and let Allaah do the rest!
4. Jangan Takut Mencoba
Orang bilang, hidup itu seperti rollercoaster. Artinya, naik dan turun adalah suatu hal yang pasti akan kita alami. Maka saat berhasil mendaki tangga kesuksesan, tak perlu jumawa. Begitu pula saat berjumpa dengan hal baru, tak perlu takut untuk mencoba. Kalau salah? Itu hal yang wajar, bukan berarti kita gagal. Kita hanya perlu mencoba dengan cara yang lebih cerdas :)
5. Evaluasi Progress
Last but not least, selalu evaluasi sudah sejauh mana kita melangkah, sudah sedekat apa kita dengan tujuan kita. Ambil jeda sejenak untuk meluruskan niat dan menyesuaikan kembali strategi yang kurang tepat.
Lika-Liku Menggapai Mimpi
Meskipun tips-tips di atas tak lebih dari 500 kata, tapi merealisasikannya bisa jadi lebih dari 500 hari :')
Pernah aku alami, mengarungi badai insecure selama 3 tahun, merasakan semua ketidakamanan di luar zona nyaman, hingga akhirnya berhasil comeback dengan keberbinaran yang baru.
Selama 3 tahun itu aku hidup hanya untuk melepaskan kewajiban yang telah menjadi rutinitas. Aku melupakan apa yang aku suka, aku melupakan apa yang aku bisa. Bayangan di cermin hanya menampilkan sosokku yang berantakan dan menyedihkan.
Langkah pertama yang juga aku lakukan saat itu adalah self-acceptance. Legowo, nerimo, aku telah menjadi seorang ibu dengan segala kebahagiaan dan keterbatasannya. Setelah selesai dengan diri sendiri, aku mencoba menuliskan mimpi-mimpi yang ingin kuraih setahun ke depan, dua tahun ke depan, lima tahun ke depan dan seterusnya.
Aku juga menyusun strategi untuk menggapai impian itu, dan memberanikan diri mengalami a whole new world di luar zona nyamanku. Nobody say it was easy, but it's trully worthed to fight for..
Mimpiku yang sudah lama terkubur dan sempat aku lupakan adalah menjadi seorang penulis dan public speaker. Awalnya semua itu memang hanya aksara di buku catatan. Hingga satu per satu impian itu menjelma menjadi kenyataan.
1. Mengumpulkan Informasi
Langkah awal yang aku lakukan adalah mencari dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi dari berbagai media tentang menulis juga tentang public speaking. Ternyata ada banyak informasi di media sosial dan artikel-artikel blog mengenai hal tersebut. Ketika mendapatkan informasi yang dirasa sesuai, aku menyimpan informasi itu atau menuliskannya di buku catatan.
2. Bergabung dalam Komunitas
Bergabung dalam komunitas bisa jadi jalan untuk memperluas jaringan pertemanan kita. Saat ini ada banyak sekali komunitas online yang mengusung berbagai konsep identitas. Ada komunitas khusus ibu, ada komunitas khusus parenting, dan ada pula komunitas khusus menulis.
Di komunitas, biasanya kita akan bertemu dengan teman-teman yang memiliki ketertarikan sama. Jadi, kita bisa saling berbagi wawasan, informasi, tips, dan bertukar ide tentang bidang yang sedang kita tekuni. Komunitas yang pertama kali aku ikuti adalah salah satu komunitas menulis di tahun 2019. Selain menjadi sarana untuk memperluas networking, komunitas juga menjadi wadah untuk mengaktualisasi diri.
3. Posisikan Diri di Lingkungan yang Supportive
Bayangkan kalau kamu ada di lingkungan yang selalu body shaming, setiap hari hanya bisa mengkritisi tanpa mengapresiasi. Pastinya sulit untuk bisa berkembang di tengah kondisi seperti itu. Maka, kita perlu membentengi diri dari lingkungan yang toxic dan hanya menempatkan diri di lingkungan yang supportive.
4. Meningkatkan Skill Lewat Kelas Online
Hal yang tak kalah penting dalam menggapai impian tentunya adalah belajar, belajar, dan terus belajar. Ini pun aku lalukan untuk meningkatkan skill public speaking dan menulisku. Kamu bisa mendapatkan informasi kelas online dari media sosial atau komunitas yang diikuti.
Sekarang ini ada banyak pilihan kelas online, mulai dari yang gratis sampai yang berbayar. Dari berbagai kelas online, aku belajar teknik dasar public speaking, etika public speaking, tips belanja ide untuk mulai menulis, cara konsisten menulis hingga bisa menerbitkan buku, dan lain-lain.
5. Alokasikan Waktu dan Anggaran Khusus
Jangan berusaha hanya ketika sempat. Tapi sempatkanlah untuk melakukan berbagai usaha mewujudkan mimpi. Setiap hari, aku mengalokasikan waktu 30 menit untuk berlatih menulis. Seperti yang orang bilang Practice Makes Perfect, latihan menulis ini seperti exercise yang menghilangkan kekakuan dan kehabisan ide saat menulis.
Begitu pula dengan anggaran, jangan menabung hanya jika ada sisa dana tapi sisakanlah dana kita untuk menabung. Tabungan ini bisa dipakai untuk mendaftar kelas online atau kelas-kelas sertifikasi yang pastinya akan menunjang dan membawa kita one step closer menggapai impian.
Aku pribadi merasa sangat terbantu mengelola keuangan lewat aplikasi Jago yang menyediakan fitur Kantong. Aku jadi bisa leluasa membagi anggaran untuk berbagai kebutuhan, termasuk anggaran untuk mewujudkan mimpiku yang kuberi nama kantong "Tabungan Mimpi".
6. Mulailah Berkarya
Lepaskan semua kekhawatiran, tanggalkan semua overthinking yang membelenggu, dan mulailah berkarya! Tak perlu silau dengan karya orang lain yang tampak lebih hebat, kita hanya perlu menundukkan pandangan dan fokus pada progress diri kita.
Mereka yang tampak bersinar hari ini juga dimulai dengan langkah pertama. Maka daripada sibuk dengan segala penyakit hati, lebih baik segera mulai langkah pertama untuk berkarya :)
Setelah melewati semua itu, di tahun 2020 aku berhasil menerbitkan buku antologi pertamaku. Dan di tahun 2021 aku berhasil debut sebagai seorang public speaker lewat salah satu komunitas online yang aku ikuti. Kini aku tengah berbahagia menenggelamkan diri di bidang tersebut. Dan dengan kebahagiaan yang meluap-luap dari impian itu, aku pun berkesempatan untuk sharing kindness and spreading happiness ke banyak orang.
Maka, menjadi ibu bukan berarti harus melepaskan mimpi. Dari perjalananku yang penuh liku, justru mimpi itulah yang menjadi kunci bahagia dan kunci jadi lebih berdaya. Mimpi itulah yang membuatku jadi #IbuMakinJago untuk keluarga, berdampak untuk orang banyak dan cekatan mengelola kebutuhan pribadi.
Nah, kalau kamu punya mimpi apa nih yang ingin sekali diwujudkan setelah menjadi seorang ibu? Yuk, terus hidupkan mimpi-mimpinya dan coba lakukan tips-tips di atas ya! Semangat menapaki tangga menuju impian, Ibu ^^
Post a Comment
Post a Comment